Kamis, 07 November 2013

apa itu anarkisme ??

Fokus pertama soal anarkisme biasanya berkutat disekitar kesalahpahaman atas pengertian anarkisme yang diartikan tidak lebih dari chaos dan perusakan. Prof. Howard Zinn, seorang pendukung FNB mendeskripsikan anarkisme dalam bukunya yang berjudul "Declaration Of Independent" sebagai berikut: "Anarkis, seperti yang saya amati dan pelajari, tidaklah percaya pada anarki seperti yang biasa dideskripsikan oleh banyak orang dan media -kekacauan, disorganisasi, chaos, kebingungan dan setiap orang bertindak semaunya. Sebagai kontrasnya, mereka percaya bahwa tatanan masyarakat dapat dan seharusnya terorganisir dalam berbagai bentuknya dimana orang-orang akan bekerja sama saat bermain dan bekerja, untuk membangun sebuah tatanan masyarakat yang lebih baik. Tapi anarkis juga menekankan bahwa setiap organisasi harus menghindari hirarki dan perintah dari atas; harus demokratis, keputusan bersama, meraih keputusan tersebut melalui diskusi yang konstan dan berbagi argumen."

Dia juga menambahkan, "Apa yang membuat saya tertarik dengan anarkisme adalah juga bahwa penolakannya bersifat total terhadap segala bentuk otoritas-otoritas negara, gereja dan dalam dunia kerja. Anarkis percaya bahwa jika kita bisa membangun sebuah tatanan masyarakat egaliter tanpa kemiskinan dan kemakmuran yang jauh terpisah, kita tak akan membutuhkan polisi, penjara, tentara, ataupun perang, karena penyebab utama semua masalah tersebut sudah lenyap."

Howard Zinn menulis beberapa pendahuluan dalam beberapa buku FNB dan secara konsisten terus menentang serangan polisi dan tindakan brutal dari pemerintah kota terhadap para anggota FNB di San Francisco. Dalam beberapa artikel di koran-koran tentang kebrutalan pemerintah kota terhadap FNB, Zinn selalu tercantum di harian tersebut. Statement yang dia bacakan antara lain berkata, "FNB memprotes sebuah sistem yang gagal untuk memberi orang-orang kebutuhan dasarnya."

Anarkisme adalah sebuah gerakan demi sebuah dunia dimana kekerasan rasis, seksis, homofobik, kapitalisme dan sejenisnya dilenyapkan dari kehidupan kita sehari-hari. Anarkisme adalah sebuah keyakinan akan terbentuknya sebuah dunia dimana perang dan kemiskinan tak akan ada lagi. Anarkisme adalah filosofi dan gerakan yang bertujuan membangun sebuah struktur ko-operasi, egaliter dan struktur sosial yang mempromosikan mutual-aid, kontrol demokrasi radikal atas keputusan politik dan ekonomi, serta berwawasan lingkungan. Jadi bagaimana hal-hal seperti diatas dapat diterapkan secara langsung melalui aksi-aksi FNB? 

Di Indonesia, istilah anarkianarkis atau anarkisme digunakan oleh media massa untuk menyatakan suatu tindakan perusakan, perkelahian atau kekerasan massal. Padahal menurut para pencetusnya, yaitu William GodwinPierre-Joseph Proudhon, dan Mikhail Bakunin, anarkisme adalah sebuah ideologi yang menghendaki terbentuknya masyarakat tanpa negara, dengan asumsi bahwa negara adalah sebuah bentuk kediktatoran legal yang harus diakhiri.
Negara menetapkan pemberlakuan hukum dan peraturan yang sering kali bersifat pemaksaan, sehingga membatasi warga negara untuk memilih dan bertanggung jawab atas pilihannya sendiri. Kaum anarkis berkeyakinan bila dominasi negara atas rakyat terhapuskan, hak untuk memanfaatkan kekayaan alam dan sumber daya manusia akan berkembang dengan sendirinya. Rakyat mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri tanpa campur tangan negara.
Kaum punk memaknai anarkisme tidak hanya sebatas pengertian politik semata. Dalam keseharian hidup, anarkisme berarti tanpa aturan pengekang, baik dari masyarakat maupun perusahaan rekaman, karena mereka bisa menciptakan sendiri aturan hidup dan perusahaan rekaman sesuai keinginan mereka. Punk etika semacam inilah yang lazim disebut DIY (do it yourself/lakukan sendiri).
Keterlibatan kaum punk dalam ideologi anarkisme ini akhirnya memberikan warna baru dalam ideologi anarkisme itu sendiri, karena punk memiliki ke-khasan tersendiri dalam gerakannya. Gerakan punk yang mengusung anarkisme sebagai ideologi lazim disebut dengan gerakan Anarko-punk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar